angry birds

angry birds (google.com) Game populer Angry Birds yang sedang digilai banyak orang ternyata menyimpan fakta-fakta yang menarik untuk disimak.

Paradiso Tersembunyi Tanah Pasundan

Green Canyon berada di Cijulang, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 285 km dari Jakarta (31 km dari Pantai Pangandaran).

Senin, 03 Oktober 2011

Paradiso Tersembunyi Tanah Pasundan

Green Canyon berada di Cijulang, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 285 km dari Jakarta (31 km dari Pantai Pangandaran).

Tempat ini merupakan sekelompok gua, dengan stalagtit dan stalagmit yang tersembunyi di balik tebing-tebing hijau — mungkin itulah mengapa dinamakan Green Canyon, pelesetan dari Grand Canyon di Amerika Serikat. Orang setempat biasa menyebutnya Cukang Taneuh.

Untuk menuju ke gua, Anda harus menuju dermaga dan membeli tiket. Bila pergi pada saat hari libur (apalagi akhir pekan yang panjang), bisa dipastikan Anda harus menunggu beberapa jam hingga mendapat giliran menaiki perahu menuju gua.

Perahu-perahu wisata yang dioperasikan adalah milik masyarakat setempat, namun diatur oleh pemerintah kabupaten. Satu perahu dapat mengangkut hingga lima penumpang dengan harga sewa Rp 75.000. Bila ingin berenang di gua, Anda dapat menyuruh awak perahu menunggu, tentu dengan biaya tertentu.

Mereka akan meminta Rp 100.000 untuk seharian penuh, namun tentunya Anda tidak akan menghabiskan satu hari di sana. Tawarlah, mungkin Anda bisa mendapatkan Rp 80.000 di musim liburan dan Rp 50.000 ketika sedang sepi pengunjung.

Masing-masing perahu selalu menyediakan pelampung untuk penumpangnya, sehingga bila Anda kurang pandai berenang, jangan terlalu khawatir. Para pelancong biasanya juga memanfaatkan batu-batu gua untuk melompat ke air yang jernih.

Tempat ini masih bebas polusi, pemandangannya pun indah.

Apabila Anda tidak suka berenang, Anda dapat memanfaatkan waktu menikmati pemandangan, juga mengambil gambar. Sebelum pintu masuk gua, terdapat sebuah dermaga kecil yang biasanya digunakan oleh perahu untuk menunggu. Di sana ada beberapa pedagang yang menjual minuman dan makanan kecil.

Salah satu kekurangan dari Green Canyon adalah pemeliharaannya yang masih kurang baik, mungkin karena tempat ini merupakan objek wisata yang relatif baru. Di sini, hanya ada tiga toilet dan sebuah mushola kecil, padahal pada saat liburan pengunjung dapat mencapai hingga ratusan orang.

Namun, penduduk setempat mengambil untung dengan cara menyediakan kamar-kamar kecil dan tempat sholat yang lebih layak, hanya dengan tarif Rp 2.000. Tempat parkir yang ada di seberang dermaga cukup luas, dengan biaya Rp 3.000 untuk sehari penuh.
Di sekeliling area parkir terdapat deretan warung yang menjual nasi dan ikan bakar serta kelapa muda. Mungkin Anda juga ingin menikmati makanan lokal seperti lotek, karedok dan rujak tumbuk. Selain harganya murah, sangat cocok untuk mengisi perut setelah lelah bermain di gua!
Berperahu melewati tebing-tebing di kawasan Green Canyon. Kredit foto: Tempo/Aditya Herlambang Putra.

Menuju Green Canyon


Dengan mobil pribadi, dari Jakarta Anda dapat melalui tol Cipularang menuju Bandung. Keluar tol di Cileunyi, ikutilah jalan Ciawi-Nagreg menuju Tasikmalaya. Sebelum Rajapolah, Tasikmalaya, beloklah ke kanan dan ambil rute Ciamis-Banjar. Dari sana Anda akan melihat tanda-tanda yang menunjukkan arah ke Pangandaran. Waktu tempuh Jakarta-Cijulang 6-7 jam.

Apabila Anda akan menempuh perjalanan dengan kendaraan umum, dari Terminal Kampung Rambutan, PO Budiman menyediakan bus jurusan Pangandaran. Dari Grogol dan Tangerang juga ada beberapa bus yang melayani rute ini. Sesampainya di Pangandaran, Anda harus berganti bus yang menuju Cijulang. Terminal Cijulang berada sekitar 1 km dari Green Canyon.

Selain jalur darat, terdapat pula penerbangan Jakarta-Pangandaran melalui Bandung sehari sekali dari maskapai Susi Air. Anda sebaiknya memesan tiket jauh-jauh hari.

Informasi lainnya


Lebih baik Anda menyiapkan uang tunai yang cukup, karena ATM terdekat berada sekitar 1 km dari Green Canyon — di Bank BRI tepat di seberang kantor kecamatan Cijulang. Penduduk lokal yang saya temui mengatakan, mesin tersebut sering kehabisan uang tunai.

Bila hal itu terjadi, Anda akan terpaksa menempuh sekitar 4 km untuk mendapatkan mesin ATM berikutnya. Tentu Anda tidak ingin ini terjadi bukan?

Para pengunjung juga dapat melakukan body rafting di sekitar Gua Kelelawar. Aktivitas ini dikelola oleh para awak perahu bekerjasama dengan karang taruna desa setempat. Katakan pada awak perahu  bahwa anda ingin melakukan body rafting dan mereka akan mengantar anda ke tempatnya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 3-4 jam dan tentu saja dengan biaya tambahan

Tidak ada akomodasi di sekitar Green Canyon. Hotel paling dekat adalah di Panireman Riverside bibir sungai menuju ke Pantai Batu Karas, sekitar 15 menit dari Green Canyon. Hotel-hotel lain berada di sekitar Pantai Batu Karas, tempat wisata yang akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Rabu, 14 September 2011

7 Fakta di Balik Popularitas Angry Birds

angry birds (google.com)


Game populer Angry Birds yang sedang digilai banyak orang ternyata menyimpan fakta-fakta yang menarik untuk disimak.

Gamenya sendiri memang menyumbang banyak uang bagi pembesutnya, Rovio. Dilaporkan bahwa perusahaan tersebut baru saja menerima kucuran dana sebesar USD 42 juta.

Berikut dibeberkan sejumlah fakta di balik kesuksesan Angry Birds seperti yang dikutip  dari Mashable, Senin (12/9/2011):

1. Angry Birds telah didownload sebanyak 300 juta kali dan sejauh ini ada 3 seri permainan yang dikeluarkannya yakni: Angry Birds, Angry Birds Seasons dan Angry Birds Rio. 

2. Siapa yang menyangka bahwa para pemain Angry Birds menghabiskan waktu dengan total 200 juta menit tiap harinya.

3. Perangkat yang paling banyak dipakai untuk memainkannya, adalah produk keluaran yang berbasis Android, disusul dengan produk Apple.

4. Para gamer diketahui banyak memainkan permainan 'burung' ini melalui iPhone, iPod touch, iPad, Android dan PC.

5. Memainkan Angry Birds juga dilaporkan membuat seseorang merasa sangat rileks (23%) dan membuat mood membaik (58%). Bahkan, tak jarang ia membuat para pemain menjadi ketagihan (54%).

6. Fakta menarik lain yang dikupas dari Angry Birds ialah bahwa tidak ada 'obat' bagi mereka yang ketagihan memainkannya.

7. Sebanyak 12% dari mereka yang memainkan Angry Birds sebanyak 25 kali lebih memilih untuk menghapusnya dengan tujuan mencegah mereka memainkannya lagi. Kemudian sebesar 12% lainnya sempat berpikiran untuk melakukan aksi ini namun mereka akhirnya memilih untuk tidak melakukannya dan terus bermain.

Related Posts Plugin for 
WordPress, Blogger...

Jumat, 09 September 2011

Andri Tewas Dimangsa Anjing Piaraan

Tim Identifikasi Polresta Barelang bersama Polsek Batam Kota, memeriksa tengkorak kepala Andri Lombogia, 60, warga Perum Greenland, Blok F3, No 8, Batam Centre yang tewas dimangsa sembilan anjing piaraanya.


Andri Lombogia, warga Blok F3, Nomor 08 Perumahan Greenland, Batam Centre, tewas dimangsa tujuh ekor anjing peliharaannya. Kondisi mayat kakek 60 tahun kelahiran Manado, Sulawesi Utara itu, sangat memprihatinkan, kepalanya terpisah dari badan dan isi perutnya juga habis dimakan anjing.
Kematian Andri diketahui pertama kali oleh keponakannya, Fani Litungan, sejak pukul 20.00 WIB, Senin (5/9) lalu. Saat itu, Fani, diminta saudaranya di Manado untuk mengecek Andri di rumahnya.
Sebab, sejak 31 Agustus lalu atau sehari setelah tiba dari Manado dan Jakarta, telepon selular Andri tak aktif lagi.
Fani lalu bergegas ke kediaman Andri. Dari pintu pagar rumah tersebut, warga Nagoya Lama ini mengaku mulai mencium bau busuk menyegat hidung. Berkali-kali ia memanggil Andri tapi tidak ada jawaban. Kondisi rumahnya juga gelap, tak ada lampu yang menyala hingga ia takut masuk ke rumah itu.
“Saya lalu panggil warga sekitar untuk bantu lihat ke belakang. Ternyata om (Andri, red) sudah mati,” ujar wanita berkulit putih ini sambil menangis.
Ia tak bisa menahan rasa sedihnya setelah melihat kondisi kepala Andri yang terpisah dari tubuhnya. Kesedihannya kian bertambah saat melihat barang bawaan korban dari Manado dan Jakarta masih utuh di depan pintu rumahnya.
Fani membenarkan kalau pamannya itu mudik ke Manado sejak pertengahan Agustus lalu atau selama 16 hari. Selama pergi, anjing-anjingnya tetap di rumahnya. Anjing-anjing itu tidak dapat keluar karena rumah Andri dipagar.
“Dia memang pencinta ajing. Anjing-anjing itu jadi temannya selama ini karena dia lajang,” ujar Fani, kemarin di TKP.
Kapolseka Batam Kota Kompol Heryana kepada Batam Pos di lokasi kejadian, kemarin (6/9) membenarkan bahwa Andri tewas diserang anjingnya sendiri. Ia diperkirakan tewas pada 31 Agustus lalu, setelah kembali dari Manado.
Dari hasil olah TKP, kata Heryana, Andri yang hidup melajang dan tinggal di rumah bercat putih itu diperkirakan diserang anjingnya sebelum sempat masuk ke dalam rumahnya. Hal itu dibuktikan dengan barang bawaannya dari Madano dan Jakarta seperti tas, kardus, kaca mata, dan sandal kulit, masih berada di depan pintu masuk rumahnya.
Mayat Andri sendiri ditemukan di belakang dapur rumahnya yang dinaungi pepohonan rindang. Beberapa bagian tubuh Andri seperti jari kaki, tangan, isi perut  dan sebagian dagingnya raib. Terlihat jelas bekas cabikan di bagian tubuhnya yang sebagian dagingnya telah hilang.
Sedangkan kepalanya ditemukan di belakang rumahnya di dekat dapur yang jaraknya sekitar 3 meter dari lokasi tubuhnya ditemukan. “Isi perut dan beberapa orangan tubuhnya hilang (dimakan anjing, red),” kata Heryana.
Warga setempat mengatakan, bagian belakang rumah itu memang dijadikan kandang ajing piaraan Andri. Warga sempat mencium bau busuk, namun tidak curiga itu bau mayat Andri. Apalagi setiap malam, anjing Andri selalu mengongngong dan itu sudah dianggap biasa warga sekitar.
“Kami kira itu bau bangkai tikus karena kadang tercium kadang tidak,” kata Sulastri, tetangga korban kemarin.
Tetangga Andri lainnya juga membenarkan kalau anjing-anjing berwarna perak itu menjadi teman hidup Andri selama tinggal di kompleks perumahan tersebut. “Tak pernah anjing-anjing itu dikeluarkan dari rumah,” ujar Dio, tetangga korban.
Kemungkinan, kata Dio, anjing-anjing Andri itu tak mendapatkan makanan selama ditinggal mudik hingga berubah menjadi ganas dan menyerang pemiliknya saat kembali.
Anjing Ganas
Sementara itu, pantauan Batam Pos, anjing-anjing tersebut sangat agresif dan langsung menyerang siapapun yang mencoba masuk ke pekarangan rumah Andri.  Bahkan, dua penjinak anjing yang didatangkan polisi kesulitan menangkap hewan-hewan tersebut. Mereka butuh waktu hampir dua jam untuk menjinakkan anjing-anjing yang terus berusaha menyerang para penjinak tersebut.
Polisi yang mencoba membantu juga diserang, sehingga terpaksa menembak mati 3 dari 7 ekor anjing tersebut. “Kalau tidak ditembak, anggota atau warga diserangnya,” kata Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana. Dia menambahkan, jumlah anjing tersebut sebenarnya ada 9 ekor. Namun 2 diantaranya telah mati akibat kelaparan, dan dimangsa 7 anjing lainnya. Terpisah, dokter hewan Katrin mengatakan, tidak tertutup kemungkinan korban tewas akibat dimangsa hewan karnivora tersebut. William-Galih


Andri Diterkam dari Belakang

Mayat Andri Lambogia dan enam anjingnya sudah diotopsi kemarin. Dalam pembedahan terhadap anjing-anjing itu, tak ditemukan adanya sisa-sisa tubuh atau rambut manusia.
Pembedahan terhadap anjing-anjing itu dilakukan dua dokter hewan, yakni drh Samuel dan Yusak Wiraharja di Batam Centre. Anjing itu dibedah bagian lambungnya, usus dan terminalrektum. “Namun bagian-bagian tubuh manusia seperti daging, rambut, maupun tulang tak ditemukan di tubuh anjing itu,” kata drh Samuel.
Meski tak ditemukan bagian tubuh manusia, kata Samuel, bukan berarti anjing-anjing itu tak memakan tubuh tuannya. Pasalnya, anjing memiliki gigi taring dan geraham yang bisa menghancurkan sisa-sisa makanan atau daging manusia.


“Dalam waktu 48 jam, bisa saja potongan-potongan daging yang dimakan anjing itu sudah tercerna dan keluar lewat kotoran,” tukasnya.
Sementara itu, dalam olah TKP di lokasi kejadian, dan sisa-sisa pakaian dan tubuh korban, polisi menemukan bekas terkaman anjing di celana dan baju korban. Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana menduga, Andri diterkam pertama kali di bagian pantatnya kemudian bagian pahanya. Pasalnya, ada bekas-bekas terkaman di bagian-bagian itu.
“Korban diduga diterkam saat membuka kandang anjing di belakang rumahnya,” katanya.
Sempat muncul kabar, Andri adalah korban pembunuhan. Pembunuhnya membunuh Andri, lalu mayatnya diberikan ke anjing-anjingnya itu. Namun, kabar itu dibantah Heryana. Menurut dia, korban tidak dibunuh sebelumnya.
“Tak ada jejak perampokan. Barang-barang korban, termasuk uangnya masih utuh,” katanya.
Namun untuk memastikan penyebab pasti kematian Andri, kata Kapolsek, pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut. Termasuk menunggu hasil otopsi terhadap bagian-bagian tubuh Andri yang masih tersisa. “Otopsi tubuh korban belum selesai,” katanya.
Akan Dikremasi
Terpisah, keponakan Andri, Fani Luntungan mengatakan, sesuai rencana, pihak keluarga akan mengkremasi jenazah almarhum di rumah duka dalam waktu dekat.
“Hari ini (kemarin, red) keluarga dari Manado sudah datang juga. Nanti jenazahnya kami kremasi dan bawa pulang abunya ke Manado,” ujar pria 44 tahun ini kepada Batam Pos di Mapolsek Batam Kota, kemarin.
Bersama keponakan Andri lainnya, Fani mengaku selama hidupnya, almarhum tidak pernah mengeluh sakit. Mereka menduga, pria 60 tahun itu tewas duluan akibat terjatuh di belakang rumahnya kemudian mayatnya dimangsa anjing peliharaannya.
Diberitakan sebelumnya, mayat Andri Lombogia, ditemukan tewas membusuk di Blok F3 nomor 08 Perumahan Greenland, Batam Center. Ia diduga dimangsa tujuh ekor anjing peliharaannya, Senin (5/9) malam lalu.
Warga Resah
Sementara itu, tetangga korban Andri mengaku masih resah dan takut karena ternyata masih ada anjing Adri yang lolos. Kemarin malam, warga masih mendengar seekor anjing milik Andri mengongngong hingga larut malam. Anjing itu diduga berhasil kabur atau bersembunyi dari kejaran polisi maupun penjinak anjing yang diturunkan ke TKP Selasa (6/9) lalu.
“Tadi malam (kemarin, red) masih terdengar gonggongan anjing di rumah pak Andri. Kami jadi panik,” ujar Liliana, salah satu tetangga korban kepada wartawan di kediamannya kemarin (7/9).
Hal senada juga diungkapkan Ling-Ling, warga lainnya. Mereka mengaku memilih mengawal anak-anaknya yang hendak melintas atau bermain di dekat rumah almarhum yang aterletak di Blok F3, Nomor 8 itu. “Anjing itu kan sudah menjadi buas. Jadi kami cemas sekali,” ujar keduanya.
Belum diketahui secara pasti berapa ekor anjing peliharaan kakek kelahiran Manado, Sulawesi Utara berusia 60 tahun itu. Kuriadi, Ketua RT 01 di kompleks perumahan itu mengatakan, beberapa waktu lalu ia pernah menanyakan berapa jumlah anjing peliharaan sang kakek. “Katanya ada 7 ekor tapi sudah beranak pinak jadi jumlahnya sudah bertambah,” katanya.
Sementara menurut Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana, dari pengamatan pihaknya, anjing di kediaman almarhum itu sekitar 9 ekor. Dua ekor telah tewas sebelumnya karena saling membunuh akibat kelaparan setelah 16 hari ditinggal tuannya.
“Tiga ekor ditembak mati, sementara 4 lainnya ditangkap hidup-hidup,” sebut Kapolsek. Namun demikian, beberapa anggota Polsek Batam Kota mengaku masih ada seekor anjing lainnya yang belum dilumpuhkan diduga akibat bersembunyi saat disergap polisi dan penjinak anjing.
Menurut Kuriadi, jika benar masih ada anjing Andri yang berada di rumah tersebut, pihaknya akan melapor ke polisi untuk dilumpuhkan.
Hewan Piaraan Dibatasi
Sementara itu, pemerintah Kota Batam berencana membatasi warga mempunyai hewan piaraan di rumah atau sekitar komplek mereka tinggal. Rencana ini timbul setelah adanya temuan warga tewas dimakan anjing peliharaannya sendiri di Greenland, Selasa (6/9) lalu. ”Dalam waktu dekat Perwakonya keluar,” kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, kepada Batam Pos di Sekupang, Rabu (7/9). (med/spt/cha)



Anjing Lapar Berubah Ganas

Pemilik Klinik dan Pusat Pelatihan Anjing, Guchiano Dog Park Training Centre, Amrizal Chan menduga, Andri tewas akibat diserang anjing piaraanya, bukan karena stroke.
Kenapa bisa anjing menyerang tuannya sendiri? Amrizal menjelaskan, bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain, pemilik sering melakukan penyiksaan pada sang anjing.
Selain itu, pemilik tidak memerikan makan selama berhari-hari. Dalam kasus ini, kata Amrizal, anjing tersebut kelaparan setelah ditinggal mudik selama 16 hari.


“Perlakukan seperti itu menyebabkan perubahan karakter pada anjing. Dengan prilaku hidup bergerombol, kalau yang satu menyerang, maaka yang lain bisa ikut menyerang. Mereka menyerang akibat perlakukan pemilik yang seperti itu (tidak memberikan makan, red),” katanya.
Jika anjing peliharaan diberi perlakukan yang wajar dan diberi makan sebagai mana mestinya, jelas Amrizal, kecil kemungkinan anjing mengalami perubahan karakter, terkecuali akibat penyakit.
“Anjing kalau dipelihara dengan baik akan punya karakter setia. Di beberapa negara ada kisah bagaimana anjing dengan setia menunggu majikannya meskipun ia sudah meninggal. Jadi dengan melihat kasus ini, tidak mungkin Apek itu (Andri, red) dimangsa anjingnya setelah meninggal terlebih dahulu. Pasti diserang dulu,” katanya. (amr).

Sumber

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More