Jumat, 09 September 2011

Andri Diterkam dari Belakang

Mayat Andri Lambogia dan enam anjingnya sudah diotopsi kemarin. Dalam pembedahan terhadap anjing-anjing itu, tak ditemukan adanya sisa-sisa tubuh atau rambut manusia.
Pembedahan terhadap anjing-anjing itu dilakukan dua dokter hewan, yakni drh Samuel dan Yusak Wiraharja di Batam Centre. Anjing itu dibedah bagian lambungnya, usus dan terminalrektum. “Namun bagian-bagian tubuh manusia seperti daging, rambut, maupun tulang tak ditemukan di tubuh anjing itu,” kata drh Samuel.
Meski tak ditemukan bagian tubuh manusia, kata Samuel, bukan berarti anjing-anjing itu tak memakan tubuh tuannya. Pasalnya, anjing memiliki gigi taring dan geraham yang bisa menghancurkan sisa-sisa makanan atau daging manusia.



“Dalam waktu 48 jam, bisa saja potongan-potongan daging yang dimakan anjing itu sudah tercerna dan keluar lewat kotoran,” tukasnya.
Sementara itu, dalam olah TKP di lokasi kejadian, dan sisa-sisa pakaian dan tubuh korban, polisi menemukan bekas terkaman anjing di celana dan baju korban. Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana menduga, Andri diterkam pertama kali di bagian pantatnya kemudian bagian pahanya. Pasalnya, ada bekas-bekas terkaman di bagian-bagian itu.
“Korban diduga diterkam saat membuka kandang anjing di belakang rumahnya,” katanya.
Sempat muncul kabar, Andri adalah korban pembunuhan. Pembunuhnya membunuh Andri, lalu mayatnya diberikan ke anjing-anjingnya itu. Namun, kabar itu dibantah Heryana. Menurut dia, korban tidak dibunuh sebelumnya.
“Tak ada jejak perampokan. Barang-barang korban, termasuk uangnya masih utuh,” katanya.
Namun untuk memastikan penyebab pasti kematian Andri, kata Kapolsek, pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut. Termasuk menunggu hasil otopsi terhadap bagian-bagian tubuh Andri yang masih tersisa. “Otopsi tubuh korban belum selesai,” katanya.
Akan Dikremasi
Terpisah, keponakan Andri, Fani Luntungan mengatakan, sesuai rencana, pihak keluarga akan mengkremasi jenazah almarhum di rumah duka dalam waktu dekat.
“Hari ini (kemarin, red) keluarga dari Manado sudah datang juga. Nanti jenazahnya kami kremasi dan bawa pulang abunya ke Manado,” ujar pria 44 tahun ini kepada Batam Pos di Mapolsek Batam Kota, kemarin.
Bersama keponakan Andri lainnya, Fani mengaku selama hidupnya, almarhum tidak pernah mengeluh sakit. Mereka menduga, pria 60 tahun itu tewas duluan akibat terjatuh di belakang rumahnya kemudian mayatnya dimangsa anjing peliharaannya.
Diberitakan sebelumnya, mayat Andri Lombogia, ditemukan tewas membusuk di Blok F3 nomor 08 Perumahan Greenland, Batam Center. Ia diduga dimangsa tujuh ekor anjing peliharaannya, Senin (5/9) malam lalu.
Warga Resah
Sementara itu, tetangga korban Andri mengaku masih resah dan takut karena ternyata masih ada anjing Adri yang lolos. Kemarin malam, warga masih mendengar seekor anjing milik Andri mengongngong hingga larut malam. Anjing itu diduga berhasil kabur atau bersembunyi dari kejaran polisi maupun penjinak anjing yang diturunkan ke TKP Selasa (6/9) lalu.
“Tadi malam (kemarin, red) masih terdengar gonggongan anjing di rumah pak Andri. Kami jadi panik,” ujar Liliana, salah satu tetangga korban kepada wartawan di kediamannya kemarin (7/9).
Hal senada juga diungkapkan Ling-Ling, warga lainnya. Mereka mengaku memilih mengawal anak-anaknya yang hendak melintas atau bermain di dekat rumah almarhum yang aterletak di Blok F3, Nomor 8 itu. “Anjing itu kan sudah menjadi buas. Jadi kami cemas sekali,” ujar keduanya.
Belum diketahui secara pasti berapa ekor anjing peliharaan kakek kelahiran Manado, Sulawesi Utara berusia 60 tahun itu. Kuriadi, Ketua RT 01 di kompleks perumahan itu mengatakan, beberapa waktu lalu ia pernah menanyakan berapa jumlah anjing peliharaan sang kakek. “Katanya ada 7 ekor tapi sudah beranak pinak jadi jumlahnya sudah bertambah,” katanya.
Sementara menurut Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana, dari pengamatan pihaknya, anjing di kediaman almarhum itu sekitar 9 ekor. Dua ekor telah tewas sebelumnya karena saling membunuh akibat kelaparan setelah 16 hari ditinggal tuannya.
“Tiga ekor ditembak mati, sementara 4 lainnya ditangkap hidup-hidup,” sebut Kapolsek. Namun demikian, beberapa anggota Polsek Batam Kota mengaku masih ada seekor anjing lainnya yang belum dilumpuhkan diduga akibat bersembunyi saat disergap polisi dan penjinak anjing.
Menurut Kuriadi, jika benar masih ada anjing Andri yang berada di rumah tersebut, pihaknya akan melapor ke polisi untuk dilumpuhkan.
Hewan Piaraan Dibatasi
Sementara itu, pemerintah Kota Batam berencana membatasi warga mempunyai hewan piaraan di rumah atau sekitar komplek mereka tinggal. Rencana ini timbul setelah adanya temuan warga tewas dimakan anjing peliharaannya sendiri di Greenland, Selasa (6/9) lalu. ”Dalam waktu dekat Perwakonya keluar,” kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, kepada Batam Pos di Sekupang, Rabu (7/9). (med/spt/cha)



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More