Jumat, 09 September 2011

Andri Tewas Dimangsa Anjing Piaraan

Tim Identifikasi Polresta Barelang bersama Polsek Batam Kota, memeriksa tengkorak kepala Andri Lombogia, 60, warga Perum Greenland, Blok F3, No 8, Batam Centre yang tewas dimangsa sembilan anjing piaraanya.


Andri Lombogia, warga Blok F3, Nomor 08 Perumahan Greenland, Batam Centre, tewas dimangsa tujuh ekor anjing peliharaannya. Kondisi mayat kakek 60 tahun kelahiran Manado, Sulawesi Utara itu, sangat memprihatinkan, kepalanya terpisah dari badan dan isi perutnya juga habis dimakan anjing.
Kematian Andri diketahui pertama kali oleh keponakannya, Fani Litungan, sejak pukul 20.00 WIB, Senin (5/9) lalu. Saat itu, Fani, diminta saudaranya di Manado untuk mengecek Andri di rumahnya.
Sebab, sejak 31 Agustus lalu atau sehari setelah tiba dari Manado dan Jakarta, telepon selular Andri tak aktif lagi.
Fani lalu bergegas ke kediaman Andri. Dari pintu pagar rumah tersebut, warga Nagoya Lama ini mengaku mulai mencium bau busuk menyegat hidung. Berkali-kali ia memanggil Andri tapi tidak ada jawaban. Kondisi rumahnya juga gelap, tak ada lampu yang menyala hingga ia takut masuk ke rumah itu.
“Saya lalu panggil warga sekitar untuk bantu lihat ke belakang. Ternyata om (Andri, red) sudah mati,” ujar wanita berkulit putih ini sambil menangis.
Ia tak bisa menahan rasa sedihnya setelah melihat kondisi kepala Andri yang terpisah dari tubuhnya. Kesedihannya kian bertambah saat melihat barang bawaan korban dari Manado dan Jakarta masih utuh di depan pintu rumahnya.
Fani membenarkan kalau pamannya itu mudik ke Manado sejak pertengahan Agustus lalu atau selama 16 hari. Selama pergi, anjing-anjingnya tetap di rumahnya. Anjing-anjing itu tidak dapat keluar karena rumah Andri dipagar.
“Dia memang pencinta ajing. Anjing-anjing itu jadi temannya selama ini karena dia lajang,” ujar Fani, kemarin di TKP.
Kapolseka Batam Kota Kompol Heryana kepada Batam Pos di lokasi kejadian, kemarin (6/9) membenarkan bahwa Andri tewas diserang anjingnya sendiri. Ia diperkirakan tewas pada 31 Agustus lalu, setelah kembali dari Manado.
Dari hasil olah TKP, kata Heryana, Andri yang hidup melajang dan tinggal di rumah bercat putih itu diperkirakan diserang anjingnya sebelum sempat masuk ke dalam rumahnya. Hal itu dibuktikan dengan barang bawaannya dari Madano dan Jakarta seperti tas, kardus, kaca mata, dan sandal kulit, masih berada di depan pintu masuk rumahnya.
Mayat Andri sendiri ditemukan di belakang dapur rumahnya yang dinaungi pepohonan rindang. Beberapa bagian tubuh Andri seperti jari kaki, tangan, isi perut  dan sebagian dagingnya raib. Terlihat jelas bekas cabikan di bagian tubuhnya yang sebagian dagingnya telah hilang.
Sedangkan kepalanya ditemukan di belakang rumahnya di dekat dapur yang jaraknya sekitar 3 meter dari lokasi tubuhnya ditemukan. “Isi perut dan beberapa orangan tubuhnya hilang (dimakan anjing, red),” kata Heryana.
Warga setempat mengatakan, bagian belakang rumah itu memang dijadikan kandang ajing piaraan Andri. Warga sempat mencium bau busuk, namun tidak curiga itu bau mayat Andri. Apalagi setiap malam, anjing Andri selalu mengongngong dan itu sudah dianggap biasa warga sekitar.
“Kami kira itu bau bangkai tikus karena kadang tercium kadang tidak,” kata Sulastri, tetangga korban kemarin.
Tetangga Andri lainnya juga membenarkan kalau anjing-anjing berwarna perak itu menjadi teman hidup Andri selama tinggal di kompleks perumahan tersebut. “Tak pernah anjing-anjing itu dikeluarkan dari rumah,” ujar Dio, tetangga korban.
Kemungkinan, kata Dio, anjing-anjing Andri itu tak mendapatkan makanan selama ditinggal mudik hingga berubah menjadi ganas dan menyerang pemiliknya saat kembali.
Anjing Ganas
Sementara itu, pantauan Batam Pos, anjing-anjing tersebut sangat agresif dan langsung menyerang siapapun yang mencoba masuk ke pekarangan rumah Andri.  Bahkan, dua penjinak anjing yang didatangkan polisi kesulitan menangkap hewan-hewan tersebut. Mereka butuh waktu hampir dua jam untuk menjinakkan anjing-anjing yang terus berusaha menyerang para penjinak tersebut.
Polisi yang mencoba membantu juga diserang, sehingga terpaksa menembak mati 3 dari 7 ekor anjing tersebut. “Kalau tidak ditembak, anggota atau warga diserangnya,” kata Kapolsek Batam Kota Kompol Heryana. Dia menambahkan, jumlah anjing tersebut sebenarnya ada 9 ekor. Namun 2 diantaranya telah mati akibat kelaparan, dan dimangsa 7 anjing lainnya. Terpisah, dokter hewan Katrin mengatakan, tidak tertutup kemungkinan korban tewas akibat dimangsa hewan karnivora tersebut. William-Galih


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More